Senin, 02 November 2015

MEGA PROYEK THE BIG DIG



MEGA PROYEK THE BIG DIG
sumber tulisan 


The Big Dig merupakan sebuah mega proyek infrastruktur  yang memiliki nama asli Boston’s Central Artery/Tunnel Project. Proyek pembangunan jalan tol ini merupakan proyek terbesar, paling rumit, dan sangat menantang.  Proyek yang melibatkan pekerjaan mulai dari pembangunan konstruksi sambungan dibawah laut, jembatan kabel terpanjang, hingga sistem ventilasi tunneling terpanjang di dunia.
Proyek ini dimulai dengan prakiraan biaya sebesar 2.56 Milyar Dollar, kemudian membengkak menjadi 7,74 Milyar$ (1992), 10.4 Milyar$ (1994), dan akhirnya 14.8 Milyar$ (2007).  Beberapa penyebab membengkaknya biaya yang dikeluarkan adalah inflasi, kegagalan mengidentifikasi kondisi bawah tanah,  biaya lingkungan dan mitigasinya,  serta perluasan ruang lingkup.
Dalam awal proyek ini, telah dilakukan studi kelayakan secara lengkap, assessment terhadap resiko dan dokumentasi lainnya. Beberapa insiatif telah dilakukan untuk menekan biaya seperti pemanfaatan tool dan program yang inovatif terhadap proyek seperti program asuransi yang dikelola sendiri (owner-controlled insurance) (menghemat 500 Juta$), cost-contained program (menghemat 1.2 Juta$), program audit yang terintegrasi untuk mencegah delay, perjanjian dengan pekerja untuk menjamin tanpa pemogokan dan perlambatan pekerjaan, program quality assurance, dan penggunaan proses  dispute-resolution yang memadai.
Salah satu kriteria kegagalan yang digunakan dalam melakukan review ini adalah tidak sesuainya rencana yang dilakukan terhadap tujuan yang ingin dicapai. Dalam proyek The Big Dig ini jumlah anggaran membengkak hingga lima kali lebih besar dari anggaran awal, selain itu waktu pelaksanaan proyek yang mencapai 15 Tahun (2007-1992) merupakan jangka waktu yang terbilang cukup lama untuk melaksanakan proyek besar ini.
Dari analisis yang dilakukan oleh Boston University terhadap terjadinya peningkatan biaya, tidak ditemukan satu kejadian besar atau kontrak khusus yang menyebabkan peningkatan anggaran secara signifikan. Hasil yang ditemukan menunjukan bahwa banyak keputusan dalam manajemen proyek yang menyebabkan biaya meningkat. Salah satu hal yang paling kritis adalah kurangnya pengalaman dan pengetahuan dalam melaksanakan proyek yang super rumit dengan tingkat ketidakpastian tinggi.
Analisis kedua yang dilakukan adalah melakukan evaluasi terhadap potensi inflasi yang menyebabkan anggaran membengkak. Dalam rentang lima belas tahun pengembangan, tentu saja inflasi memiliki pengaruh terhadap harga bahan baku dan kontrak yang disusun dalam pelaksanaan proyek. Namun demikian analisis terhadap data inflasi menunjukan bahwa inflasi bukan menjadi penyebab kenaikan biaya dalam proyek  the Big Dig.
Ternyata salah satu yang terindikasi adalah, estimasi biaya proyek yang rendah. Dengan proyek yang kompleks, biaya untuk pelaksanaan ditetapkan terlalu rendah dari yang seharusnya. Hal ini ditengarai juga sebagai sebuah cara agar proyek ini dapat dilaksanakan,  sebuah praktek yang terjadi di banyak proyek besar.
Dari sisi teknis, ketidak mampuan mengidentifikasi kondisi bawah tanah menjadi issue penting. Beberapa hal ditemukan selama masa pengerjaan proyek seperti fasilitas umum bawah tanah yang tidak tergambar, penemuan benda arkeologi (berusia 150 tahun), kondisi air tanah, permasalahan lingkungan, adanya bahan beracun,  hingga tanah yang berstruktur lemah. Hal ini semua menyebabkan banyak nya perubahan dari sisi disain yang berakibat pada jadwal termasuk issue keselamatan kerja dan kesehatan masyarakat.
Pembangunan ini juga melibatkan resiko terhadap bangunan berada diatasnya selain infrastruktur utility seperti air dan listrik, serta telekomunikasi. Seperti pembangunan dibawah gedung federal yang dapat menyebabkan padamnya sistem keuangan negara bagian yang membutuhkan waktu hingga harian, bulanan bahkan tahunan apabila satu kesalahan saja terjadi.
Tantangan lain dalam proyek ini adalah manajemen proyek yang melibatkan ratusan stakeholder. Dengan jumlah aktifitas yang kompleks, begitu banyak stakeholder yang terlibat. Terlebih sebuah manajemen yang terintegrasi dengan baik belum dibangun saat program ini dibuat. Ketidak mampuan untuk mengidentifikasi stakeholder yang akan terkena dampaknya melalui pemabngunan proyek ini menjadi isu penting. Termasuk juga hubungannya dengan masyarakat luas, media, lsm, beragam institusi pemerintah,  termasuk lingkungan sekitarnya.

Dari kasus ini dapat disampaikan beberapa poin penting
  • Integrasi proyek memegang pernan yang sangat penting
  • Target dan Insentif proyek harus saling menguntungkan para pihak dan dibangun dengan kontrak, melalui siklus manajemen proyek  untuk menjamin kualitas, keamanan, keuangan dan komitmen agar sesuai anggaran dan jadwal.
  • Senantiasi melakukan improvement berkesinambungan dengan pengawasan yang ketat akan saling melengkapi.
  • Untuk melaksanakan proyek mega, tidak hanya dibutuhkan kemampuan melakukan pekerjaan dimasa lalu tidak cukup, dibutuhkan kemampuan  untuk inovasi yang tiada henti dan sebuah budaya kerjasama yang utuh.
Di tulisan selanjutnya di dalam kasus the Big Dig ini, akan dilihat peran sumber daya manusia dalam kegagalan proyek dan motivasi yang mempengaruhinya.

Dalam proyek the Big Dig yang berlangsung selama lima belas tahun dan kebutuhan anggaran hingga 14 Milyar Dollar merupakan sebuah pekerjaan besar yang melibatkan kota Boston. Ada beberapa hal yang menarik untuk dikaji terkait dengan peranan sumber daya di dalamnya, salah satunya adalah tentang Sumber Daya Manusia. Poin pertama yang disampaikan dalam kajian yang dilakukan oleh Universitas Boston terkait dengan sumber daya manusia adalah kapabilitas SDM yang melaksanakan pekerjaan tersebut.
Kapabilitas ini diterangkan dalam dua parameter terkait dengan pengalaman dan pengetahuan. Dua hal ini merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang ahli di bidangnya. Pengalaman diperolehnya melalui proses belajar dari aktifias  melakukan pekerjaannya, utamanya bidang kontruksi. Kedua adalah pengetahuan, hal ini diperoleh melalui aktifitas belajar melalui studi yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan khusus yang memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang aktifitas ini.
Hal ini memberikan pelajaran tentang kualifikasi seseorang  atau sekelompok orang dalam melakukan aktifitas pekerjaan. Untuk melakukan sebuah pekerjaan melakukan pekerjaan dibutuhkan evaluasi terhadap pengalaman mereka melakukan pekerjaan besar. Hal ini hanya dapat dilakukan melalui evaluasi terhadap proyek-proyek yang telah dikerjakan, ukuran dari proyek yang dilakukan, tingkat kesuksesan dari proyek yang dibangun, pengakuan dari pemilik proyek yang menggunakan jasa kontraktor.
Sedangkan dari sisi pengetahuan, tentunya dibutuhkan kualitifasi yang benar. Seperti ijazah dan sertifikasi yang dimiliki dari para pekerja yang melakukan aktifitas. Perlu diperhatikan tentang institusi yang menyelenggarakan pendidikan keahlian, seperti grade universitas di tingkat dunia, kredibilitas dari penyelenggara pelatihan, termasuk juga  skala nilai yang diberikan kepada pemilik sertifikasi.
Hal kedua yang mendapat perlu perhatian dari proyek the Big Dig adalah  tentang estimasi biaya awal dari mega-proyek ini. Salah satu yang menjadi bahasan adalah terlalu rendahnya biaya investasi di saat proyek ini diusulkan. Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa kebanyakan mega-proyek memiliki biaya investasi dibawah yang seharusnya. Mengapa biaya mega-proyek ini diberikan terlalu rendah? Ternyata hal ini disebabkan agar proyek tersebut mendapat persetujuan dari pemilik anggaran untuk dapat dilaksanakan.
Biaya yang terlalu besar akan menjadi pertimbangan tersendiri dari pemilik anggaran untuk menimbang prioritas kegiatan. Sehingga tindakan yang diambil oleh pengusul anggaran adalah dengan menekan harga ke titik optimal agar mendapat persetujuan dewan anggaran. Ada hal yang perlu dikritisi, bahwa dengan dalih agar dapat dipenuhi anggarannya, beberapa biaya dinyatakan tidak sebagaimana mestinya atau dihilangkan. Hal ini sebuah tindakan yang tidak dapat dibenarkan, karena saat proyek ini dijalankan dan anggaran tidak mencukupi maka proyek tersebut akan menjadi membutuhkan anggaran tambahan dan mengingat besarnya dana yang telah dikeluarkan, maka pilihannya adalah melanjutkan mega-proyek  tersebut atau kehilangan investasi besar yang telah dilakukan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kemampuan pemilik anggaran untuk menyetujui anggaran yang diberikan. Kemampuan pemilik anggaran untuk  memahami kelayakan investasi dari mega-proyek yang dilakukan juga perlu mendapat perhatian.  Kurangnya pengetahuan terhadap ruang lingkup proyek dan besaran investasi yang dilakukan perlu dikaji secara benar. Bila dibutuhkan, penggunaan konsultan ahli independen untuk menilai kelayakan investasi dan manajemen proyek perlu dipertimbangkan. Hal ini ditujukan untuk meminimalkan resiko terhadap keputusan yang tidak tepat terhadap investasi yang akan dilakukan.
Dari penjelasan di atas terlihat baik dari pelaksana mega proyek maupun dewan penyandang dana mega-proyek perlu memperhatikan kapabilitas terhadap penilaian sebuah proyek. Motivasi untuk mendorong proyek dengan menurunkan nilai investasi sebenarnya dapat diantisipasi dengan evaluasi teknis secara tepat terhadap proyek yang dilakukan. Hal ini juga menguatkan tentang pentingnya investasi yang optimal antara biaya yang dikeluarkan dan hasil yang diperoleh